KOLOID
DISUSUN OLEH :
MUHAMAD MUKHIBIN
2008340035
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN
UNIVERSITAS SAHID JAKARTA
2013
A. Pengertian Koloid
Koloid termasuk kedalam salah
satu jenis sistem dispersi. Jenis sistem dispersi lainnya adalah Larutan sejati
dan suspensi. Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya
terletak antara larutan sejati dan suspensi (campuran kasar).
Sistem
koloid ini mempunyai sifat-sifat khas yang berbeda dari sifat larutan atau
suspensi. Keadaan koloid bukan ciri dari zat tertentu karena semua zat, baik
padat, cair, maupun gas, dapat dibuat dalam keadaan koloid. Sistem koloid
sangat berkaitan erat dengan hidup dan kehidupan kita sehari-hari. Cairan
tubuh, seperti darah adalah sistem koloid, bahan makanan seperti susu, keju,
nasi, dan roti adalah sistem koloid. Cat, berbagai jenis obat, bahan kosmetik,
tanah pertanian juga merupakan sistem koloid. Karena sistem koloid sangat
berpengaruh bagi kehidupan sehari-hari, kita harus mempelajarinya lebih
mendalam agar kita dapat menggunakannya dengan benar dan dapat bermanfaat untuk
diri kita.
B. Koloid dalam kehidupan sehari-hari
Berberapa contoh larutan, koloid, dan suspensi.
Contoh larutan : larutan gula, garam,
spiritus, alkohol 70%, larutan cuka,
air laut,udara yang bersih.
air laut,udara yang bersih.
Contoh koloid : buih, susu, santan, selai, jeli, mentega,
mayonaise, cat
Contoh suspensi : air sungai yang keruh, campuran air-pasir
Fakta : air
sungai = setelah disaring masih mengandung zat terlarut dan partikel koloid
C. Jenis-jenis koloid
Penggolongan koloid didasarkan atas fase terdispersi dan medium pendispersinya. Untuk fase terdispersi padat : sol (sol padat, sol cair, sol gas). Pengertian secara umum : sol padat = sol, sol gas = aerosol.
Untuk
fase terdispersi cair : emulsi (emulsi padat, emulsi cair, emulsi gas). Pengertian secara umum : emulsi cair =
emulsi, emulsi gas = aerosol cair /
aerosol. Untuk fase terdispersi gas : buih (buih padat dan buih cari). Buih gas
(tidak ada) = larutan, bukan koloid
Koloid
yang setengah kaku, antara padat dan cair disebut gel. Dapat terbentuk dari
suatu sol yang zat terdispersinya mengadsorbsi medium pendispersinya sehingga
terjadi koloid yang agak padat. Contoh : agar-agar, lem kanji, selai, gelatin,
gel sabun, gel silica.
Tabel 1. Jenis-jenis koloid berdasarkan zat terdispersi dan pendispersinya.
Fase Terdispersi
|
Medium Pendispersi
|
Jenis (Nama Koloid)
|
Contoh
|
Padat
|
Padat
|
Sol padat
|
Gelas berwarna, intan hitam
|
Padat
|
Cair
|
Sol
|
Tinta, cat
|
Padat
|
Gas
|
Aerosol
|
Debu di udara,
asap rokok
|
Cair
|
Padat
|
Emulsi padat
|
Jely, Mutiara
|
Cair
|
Cair
|
Emulsi
|
Susu, Santan,
minyak ikan
|
Cair
|
Gas
|
Aerosol
|
Kabut
|
Gas
|
Padat
|
Buih Padat
|
Karet busa, batu
apung
|
Gas
|
Cair
|
Buih
|
Buih Sabun
|
D. Penggunaan koloid
Koloid
merupakan satu-satunya cara untuk menyajikan suatu campuran dari zat-zat yang
tidak saling melarutkan secara “homogen” dan stabil. Contoh pemanfaatan sifat
ini : cat yang terdiri dari zat warna (pigmen) tak larut dalam air / medium
cat, dengan koloid didapat campuran yang “homoge” dan stabil. Contoh lain :
industri kosmetik, farmasi, makanan, tektil, sabun/detergen.
BAB II. SIFAT-SIFAT
KOLOID
A. Efek Tyndal
Merupakan efek penghamburan cahaya,
sehingga nampak adanya berkas cahaya bila cahaya dilewatkan ke dalamnya. Contoh
: sorot lampu mobil, lampu proyektor bila ada yang merokok, berkas sinar
matahari melalui celah dedaunan
B. Gerak Brown
Adalah gerak zig-zag dan terus menerus
dari partikel koloid. Ditemukan pertama kali oleh Robert Brown (ahli biologi
dari Inggris). Terjadi akibat tumbukan antara partikel-partikel medium dengan
partikel koloid.
C. Elektroforesis.
Merupakan gerakan partikel koloid akibat
pengaruh medan
listrik, yang menunjukkan bahwa partikel koloid bermuatan listrik.
• Partikel koloid bermuatan negatif akan
bergerak ke arah anoda (elektrode positif)
• Sebaliknya, partikel koloid bermuatan positif akan bergerak ke arah katode (elektrode negatif).
• Sebaliknya, partikel koloid bermuatan positif akan bergerak ke arah katode (elektrode negatif).
D. Adsorbsi.
Adalah kemampuan partikel koloid untuk
menyerap ion / partikel lain pada permukaannya. Adsorbsi ion menyebabkan
partikel koloid bermuatan listrik.
1. Sol Fe(OH)3, bermuatan positif akibat
adsorbsi ion-ion positif (ion-ion Fe3+)
2. Sol As2S3, bermuatan negatif akibat adsorbsi ion-ion negatif (ion-ion S-)
2. Sol As2S3, bermuatan negatif akibat adsorbsi ion-ion negatif (ion-ion S-)
E. Koloid
Pelindung.
Merupakan koloid yang dapat berfungsi
sebagai pelindung bagi koloid lain. Koloid liofil bersifat lebih stabil
daripada koloid liofob, sehingga koloid liofil berfungsi sebagai koloid
pelindung. Contoh gelatin pada es krim
untuk mencegah pembentukan kristal besar es atau gula.
F. Dialisis.
Merupakan cara pemisahan partikel-partikel
koloid dari ion-ion atau molekul sederhana menggunakan selaput semipermeabel
(contoh : kertas selofan, usus kambing). Mesin dialisis dapat digunakan untuk
alat cuci darah.
G. Koloid liofil dan liofob.
Dibedakan
berdasarkan afinitas (daya tarik-menarik) antara fasa terdispersi dan medium
pendispersinya.
• Pada koloid liofil, fasa terdispersi
mempunyai kecenderungan untuk menarik medium
pendispersinya.
• Pada koloid liofil, fasa terdispersi
mempunyai kecenderungan kecil untuk menarik (atau
bahkan menolak) medium pendispersinya.
H. Koagulasi.
Merupakan peristiwa peristiwa
peng-gumpalan akibat bergabungnya partikel-partikel koloid membentuk partikel
yang lebih besar. Dapat terjadi jika muatan partikel koloid dilucuti atau
penambahan suatu elektrolit, sehingga muatannya ternetralkan yang berakibat
hilangnya kestabilan koloid. Hilangnya kestabilan koloid berbuntut pada
terjadinya koagulasi (pengendapan).
BAB III. PEMBUATAN KOLOID
Dalam pembuatan koloid ada dua cara yang
umum digunakan. Yaitu cara dispersi dan cara kondensasi.
A. Kondensasi
Kondensasi adalah cara pembuatan
koloid dari partikel kecil (larutan) menjadi partikel koloid. Proses kondensasi
ini didasarkan atas reaksi kimia; yaitu melalui reaksi redoks, reaksi
hidrolisis, dekomposisi rangkap, dan pergantian pelarut.
1) Reaksi Redoks
1) Reaksi Redoks
Contoh:
Pembuatan sol belerang dari reaksi redoks
antara gas H 2 S dengan larutan SO 2 .
Persamaan reaksinya:
2 H
2 S (g) + SO 2 (aq) →2 H 2 O (l)
+ 3 S (s).
Pembuatan sol emas dari larutan AuCl
3 dengan larutan encer formalin (HCHO).
Persamaan reaksinya:
Persamaan reaksinya:
2 AuCl 3(aq) + 3 HCHO (aq)
+ 3H 2 O (l) → 2 Au (s) + 6HCl (aq)
+ 3 HCOOH (aq)
2) Reaksi
Hidrolisis
Contoh, pembuatan sol Fe(OH) 3
dengan penguraian garam FeCl 3.
Persamaan reaksinya adalah: mengunakan air
mendidih.
FeCl 3 (aq) + 3 H
2 O (l) → Fe(OH) 3 (s) + 3 HCl ( aq)
3) Reaksi
Dekomposisi Rangkap.
Contoh
a) Pembuatan sol As 2 S 3, dibuat dengan mengalirkan gas H 2 S dan asam arsenit (H 3 AsO 3 ) yang encer.
a) Pembuatan sol As 2 S 3, dibuat dengan mengalirkan gas H 2 S dan asam arsenit (H 3 AsO 3 ) yang encer.
Persamaan reaksinya: 2 H 3 AsO
3 (aq) + 3 H 2 S (g) → As 2 S 3 (s)
+ 6H 2 O (l).
b) Pembuatan
sol AgCl dari larutan AgNO 3 dengan larutan NaCl encer.
Persamaan reaksinya: AgNO 3 (aq) + NaC1 (aq) → AgCl (s) + NaNO 3 (aq)
Persamaan reaksinya: AgNO 3 (aq) + NaC1 (aq) → AgCl (s) + NaNO 3 (aq)
4) Reaksi
Pergantian Pelarut.
Contoh, pembuatan sol belerang dari
larutan belerang dalam alkohol ditambah dengan air.
Persamaan
reaksinya: S (aq) + alkohol + air → S (s) Larutan S sol belerang.
B .
Dispersi.
Dispersi adalah pembuatan partikel
koloid dari partikel kasar (suspensi). Pembuatan koloid dengan dispersi
meliputi: cara mekanik, peptisasi, busur Bredig, dan ultrasonik.
1)
Proses Mekanik.
Proses mekanik adalah proses pembuatan
koloid melalui penggerusan atau penggilingan (untuk zat padat) serta dengan
pengadukan atau pengocokan (untuk zat cair). Setelah diperoleh partikel yang
ukurannya sesuai dengan ukuran koloid, kemudian didispersikan ke dalam medium
(pendispersinya). Contoh, pembuatan sol belerang.
2) Peptisasi
Peptisasi adalah cara pembuatan koloid
dengan menggunakan zat kimia (zat elektrolit) untuk memecah partikel besar
(kasar) menjadi partikel koloid. Contoh, proses pencernaan makanan dengan enzim
dan pembuatan sol belerang dari endapan nikel sulfida, dengan mengalirkan gas
asam sulfida.
3)
Busur Bredig.
Busur Bredig ialah alat pemecah zat
padatan (logam) menjadi partikel koloid dengan menggunakan arus listrik
tegangan tinggi. Caranya adalah dengan membuat logam, yang hendak dibuat
solnya, menjadi dua kawat yang berfungsi sebagai elektrode yang dicelupkan ke
dalam air; kemudian diberi loncatan listrik di antara kedua ujung kawat. Logam
sebagian akan meluruh ke dalam air sehingga terbentuk sol logam. Contoh,
pembuatan sol logam.
4)
Suara Ultrasonik
Cara ini hampir sama dengan cara busur
Bredig, yaitu sama-sama untuk pembuatan sol logam. Ka1au busur Bredig
menggunakan arus listrik tegangan tinggi, maka cara ultrasonik menggunakan
energi bunyi dengan frekuensi sangat tinggi, yaitu di atas 20.000 Hz.
BAB IV. PEMISAHAN KOLOID
1) Elektroforensis.
Elektroforensis adalah proses pemisahan
koloid yang bermuatan dengan bantuan arus listrik. Partikel-partikel yang
positif akan menuju katoda dan yang negatif akan menuju anoda. Contoh: pemisahan
protein, penangkapan debu pada cerobong asap, penentuan muatan koloid.
2)
Penyaringan Ultra.
Memisahankan koloid melewati membran,
berdasar perbadaan tekanan osmosis.
3) Dialisis.
Dialisis adalah pemurnian medium
pendispersi dari elektrolit, dengan cara penyaringan koloid dengan menggunakan
kertas perkamen atau membran yang ditempatkan di dalam air yang mengalir.
Mula-mula koloid dimasukkan dalam kantong yang berselaput semipermiabel
kemudian dimasukkan dalam air sehingga ion pengganggu menembus kantong sedang
partikel koloid tetap berada di kantong. Memisahkan koloid melewati membran
berdasar perbedaan laju transpor partikel.
BAB V. KESIMPULAN
Koloid adalah gabungan dari dua
fase, yaitu fase terdispersi dan fase pendispersi. Koloid berada diantara
Larutan sejati dan suspensi. Mempunyai banyak sifat seperti efek Tyndall, gerak
brown, Adsorbsi, dialis dan lain-lain.
Koloid dapat dibuat dengan cara
Kondensasi (penggabungan) ataupun Dispersi (pemecahan). Koloid juga dapat
dipisahkan dengan beberapa cara yaitu, Elektroforensis ataupun dialis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar