Kamis, Oktober 17, 2013

KOLOID




KOLOID




 








DISUSUN OLEH :
MUHAMAD MUKHIBIN
2008340035
                
                         

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN
UNIVERSITAS SAHID JAKARTA
2013




BAB I . SISTEM KOLOID



A. Pengertian Koloid
         Koloid termasuk kedalam salah satu jenis sistem dispersi. Jenis sistem dispersi lainnya adalah Larutan sejati dan suspensi. Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan sejati dan suspensi (campuran kasar).


           Sistem koloid ini mempunyai sifat-sifat khas yang berbeda dari sifat larutan atau suspensi. Keadaan koloid bukan ciri dari zat tertentu karena semua zat, baik padat, cair, maupun gas, dapat dibuat dalam keadaan koloid. Sistem koloid sangat berkaitan erat dengan hidup dan kehidupan kita sehari-hari. Cairan tubuh, seperti darah adalah sistem koloid, bahan makanan seperti susu, keju, nasi, dan roti adalah sistem koloid. Cat, berbagai jenis obat, bahan kosmetik, tanah pertanian juga merupakan sistem koloid. Karena sistem koloid sangat berpengaruh bagi kehidupan sehari-hari, kita harus mempelajarinya lebih mendalam agar kita dapat menggunakannya dengan benar dan dapat bermanfaat untuk diri kita.

B. Koloid dalam kehidupan sehari-hari

Berberapa contoh larutan, koloid, dan suspensi.
Contoh larutan                     : larutan gula, garam, spiritus, alkohol 70%, larutan cuka,
                                                air laut,udara yang bersih.
Contoh koloid                      :  buih, susu, santan, selai, jeli, mentega, mayonaise, cat
Contoh suspensi                   :  air sungai yang keruh, campuran air-pasir
Fakta           air sungai = setelah disaring masih mengandung zat terlarut dan                                                     partikel koloid

C. Jenis-jenis koloid

            Penggolongan koloid didasarkan atas fase terdispersi dan medium pendispersinya. Untuk fase terdispersi padat : sol (sol padat, sol cair, sol gas). Pengertian  secara umum : sol padat = sol, sol gas = aerosol.
            Untuk fase terdispersi cair : emulsi (emulsi padat, emulsi cair, emulsi gas).  Pengertian secara umum : emulsi cair = emulsi, emulsi  gas = aerosol cair / aerosol. Untuk fase terdispersi gas : buih (buih padat dan buih cari). Buih gas (tidak ada)  = larutan, bukan koloid
            Koloid yang setengah kaku, antara padat dan cair disebut gel. Dapat terbentuk dari suatu sol yang zat terdispersinya mengadsorbsi medium pendispersinya sehingga terjadi koloid yang agak padat. Contoh : agar-agar, lem kanji, selai, gelatin, gel sabun, gel silica.

Tabel 1. Jenis-jenis koloid berdasarkan zat terdispersi dan pendispersinya.
Fase Terdispersi
Medium Pendispersi
Jenis (Nama Koloid)
Contoh
Padat
Padat
Sol padat
Gelas berwarna, intan hitam
Padat
Cair
Sol
Tinta, cat
Padat
Gas
Aerosol
Debu di udara, asap rokok
Cair
Padat
Emulsi padat
Jely, Mutiara
Cair
Cair
Emulsi
Susu, Santan, minyak ikan
Cair
Gas
Aerosol
Kabut
Gas
Padat
Buih Padat
Karet busa, batu apung
Gas
Cair
Buih
Buih Sabun
           
D. Penggunaan koloid
            Koloid merupakan satu-satunya cara untuk menyajikan suatu campuran dari zat-zat yang tidak saling melarutkan secara “homogen” dan stabil. Contoh pemanfaatan sifat ini : cat yang terdiri dari zat warna (pigmen) tak larut dalam air / medium cat, dengan koloid didapat campuran yang “homoge” dan stabil. Contoh lain : industri kosmetik, farmasi, makanan, tektil, sabun/detergen.

BAB II. SIFAT-SIFAT KOLOID
A.    Efek Tyndal
      Merupakan efek penghamburan cahaya, sehingga nampak adanya berkas cahaya bila cahaya dilewatkan ke dalamnya. Contoh : sorot lampu mobil, lampu proyektor bila ada yang merokok, berkas sinar matahari melalui celah dedaunan

B.    Gerak Brown
      Adalah gerak zig-zag dan terus menerus dari partikel koloid. Ditemukan pertama kali oleh Robert Brown (ahli biologi dari Inggris). Terjadi akibat tumbukan antara partikel-partikel medium dengan partikel koloid.         
C.    Elektroforesis.
      Merupakan gerakan partikel koloid akibat pengaruh medan listrik, yang menunjukkan bahwa partikel koloid bermuatan listrik.
 Partikel koloid bermuatan negatif akan bergerak ke arah anoda (elektrode positif)
• Sebaliknya, partikel koloid bermuatan positif akan bergerak ke arah katode (elektrode negatif).
D.    Adsorbsi.
      Adalah kemampuan partikel koloid untuk menyerap ion / partikel lain pada permukaannya. Adsorbsi ion menyebabkan partikel koloid bermuatan listrik.
      1. Sol Fe(OH)3, bermuatan positif akibat adsorbsi ion-ion positif (ion-ion Fe3+)
      2. Sol As2S3, bermuatan negatif akibat adsorbsi ion-ion negatif (ion-ion S-)


E. Koloid Pelindung.
      Merupakan koloid yang dapat berfungsi sebagai pelindung bagi koloid lain. Koloid liofil bersifat lebih stabil daripada koloid liofob, sehingga koloid liofil berfungsi sebagai koloid pelindung.  Contoh gelatin pada es krim untuk mencegah pembentukan kristal besar es atau gula.
F.     Dialisis.
      Merupakan cara pemisahan partikel-partikel koloid dari ion-ion atau molekul sederhana menggunakan selaput semipermeabel (contoh : kertas selofan, usus kambing). Mesin dialisis dapat digunakan untuk alat cuci darah.
G.    Koloid liofil dan liofob.
      Dibedakan berdasarkan afinitas (daya tarik-menarik) antara fasa terdispersi dan medium pendispersinya.
     Pada koloid liofil, fasa terdispersi mempunyai kecenderungan untuk menarik       medium pendispersinya.
    Pada koloid liofil, fasa terdispersi mempunyai kecenderungan kecil untuk menarik       (atau bahkan menolak) medium pendispersinya.
H.   Koagulasi.
      Merupakan peristiwa peristiwa peng-gumpalan akibat bergabungnya partikel-partikel koloid membentuk partikel yang lebih besar. Dapat terjadi jika muatan partikel koloid dilucuti atau penambahan suatu elektrolit, sehingga muatannya ternetralkan yang berakibat hilangnya kestabilan koloid. Hilangnya kestabilan koloid berbuntut pada terjadinya koagulasi (pengendapan).


BAB III. PEMBUATAN KOLOID
      Dalam pembuatan koloid ada dua cara yang umum digunakan. Yaitu cara dispersi dan cara kondensasi.
A.    Kondensasi
      Kondensasi adalah cara pembuatan koloid dari partikel kecil (larutan) menjadi partikel koloid. Proses kondensasi ini didasarkan atas reaksi kimia; yaitu melalui reaksi redoks, reaksi hidrolisis, dekomposisi rangkap, dan pergantian pelarut.
1) Reaksi Redoks
      Contoh:
      Pembuatan sol belerang dari reaksi redoks antara gas H 2 S dengan larutan SO 2 .
      Persamaan reaksinya:
      2 H 2 S (g) + SO 2 (aq) →2 H 2 O (l) + 3 S (s).
      Pembuatan sol emas dari larutan AuCl 3 dengan larutan encer formalin (HCHO).
      Persamaan reaksinya:
      2 AuCl 3(aq) + 3 HCHO (aq) + 3H 2 O (l) → 2 Au (s) + 6HCl (aq) + 3 HCOOH (aq)
2) Reaksi Hidrolisis
      Contoh, pembuatan sol Fe(OH) 3 dengan penguraian garam FeCl 3.
      Persamaan reaksinya adalah: mengunakan air mendidih.
      FeCl 3 (aq) + 3 H 2 O (l) → Fe(OH) 3 (s) + 3 HCl ( aq)
3) Reaksi Dekomposisi Rangkap.
      Contoh
      a)         Pembuatan sol As 2 S 3, dibuat dengan mengalirkan gas H 2 S dan asam                        arsenit (H 3 AsO 3 ) yang encer.
      Persamaan reaksinya: 2 H 3 AsO 3 (aq) + 3 H 2 S (g) → As 2 S 3 (s) + 6H 2 O (l).
      b)         Pembuatan sol AgCl dari larutan AgNO 3 dengan larutan NaCl encer.
                  Persamaan reaksinya: AgNO 3 (aq) + NaC1 (aq) → AgCl (s) + NaNO 3 (aq)
4) Reaksi Pergantian Pelarut.
      Contoh, pembuatan sol belerang dari larutan belerang dalam alkohol ditambah dengan air.
Persamaan reaksinya: S (aq) + alkohol + air → S (s) Larutan S sol belerang.
B . Dispersi.
      Dispersi adalah pembuatan partikel koloid dari partikel kasar (suspensi). Pembuatan koloid dengan dispersi meliputi: cara mekanik, peptisasi, busur Bredig, dan ultrasonik.
1)     Proses Mekanik.
      Proses mekanik adalah proses pembuatan koloid melalui penggerusan atau penggilingan (untuk zat padat) serta dengan pengadukan atau pengocokan (untuk zat cair). Setelah diperoleh partikel yang ukurannya sesuai dengan ukuran koloid, kemudian didispersikan ke dalam medium (pendispersinya). Contoh, pembuatan sol belerang.
2)  Peptisasi
      Peptisasi adalah cara pembuatan koloid dengan menggunakan zat kimia (zat elektrolit) untuk memecah partikel besar (kasar) menjadi partikel koloid. Contoh, proses pencernaan makanan dengan enzim dan pembuatan sol belerang dari endapan nikel sulfida, dengan mengalirkan gas asam sulfida.
3)     Busur Bredig.
      Busur Bredig ialah alat pemecah zat padatan (logam) menjadi partikel koloid dengan menggunakan arus listrik tegangan tinggi. Caranya adalah dengan membuat logam, yang hendak dibuat solnya, menjadi dua kawat yang berfungsi sebagai elektrode yang dicelupkan ke dalam air; kemudian diberi loncatan listrik di antara kedua ujung kawat. Logam sebagian akan meluruh ke dalam air sehingga terbentuk sol logam. Contoh, pembuatan sol logam.
4)     Suara Ultrasonik
      Cara ini hampir sama dengan cara busur Bredig, yaitu sama-sama untuk pembuatan sol logam. Ka1au busur Bredig menggunakan arus listrik tegangan tinggi, maka cara ultrasonik menggunakan energi bunyi dengan frekuensi sangat tinggi, yaitu di atas 20.000 Hz.

  BAB IV. PEMISAHAN KOLOID

1) Elektroforensis.
      Elektroforensis adalah proses pemisahan koloid yang bermuatan dengan bantuan arus listrik. Partikel-partikel yang positif akan menuju katoda dan yang negatif akan menuju anoda. Contoh: pemisahan protein, penangkapan debu pada cerobong asap, penentuan muatan koloid.
2)     Penyaringan Ultra.
      Memisahankan koloid melewati membran, berdasar perbadaan tekanan osmosis.

3) Dialisis.
      Dialisis adalah pemurnian medium pendispersi dari elektrolit, dengan cara penyaringan koloid dengan menggunakan kertas perkamen atau membran yang ditempatkan di dalam air yang mengalir. Mula-mula koloid dimasukkan dalam kantong yang berselaput semipermiabel kemudian dimasukkan dalam air sehingga ion pengganggu menembus kantong sedang partikel koloid tetap berada di kantong. Memisahkan koloid melewati membran berdasar perbedaan laju transpor partikel.
 
BAB V. KESIMPULAN

            Koloid adalah gabungan dari dua fase, yaitu fase terdispersi dan fase pendispersi. Koloid berada diantara Larutan sejati dan suspensi. Mempunyai banyak sifat seperti efek Tyndall, gerak brown, Adsorbsi, dialis dan lain-lain.
            Koloid dapat dibuat dengan cara Kondensasi (penggabungan) ataupun Dispersi (pemecahan). Koloid juga dapat dipisahkan dengan beberapa cara yaitu, Elektroforensis ataupun dialis.